Selasa, 05 Februari 2019

Membangun rumah idaman agar terlihat cantik

Banyak yang menyangka bahwa merancang sebuah graha idaman haruslah seideal serta semewah jika kita dapat. Pernyataan yang tidak cela sebenarnya. Namun, benarkah kita membutuhkan rumah dengan ukuran yang besar dan luas? Sementara isi rumah hanya beberapa orang2 saja? apalagi tak lebih banyak dari 5 orang2?. Memiliki wisma tentu jadi dambaan setiap orang. Mempunyai rumah selamanya menjadi sesi dari cita-cita. Namun, memiliki rumah tak berarti harus memiliki graha dengan ukuran luas dan besar & justru tidak menampakan satu rancangan arsitektural yang fungsional, malah lebih terlihat sebagai sesutau yang terlalu kelewatan dan buang-buang energi, paling utama biaya.

Soal biaya, untuk memiliki rumah memang tidak perkara gampang dan murah. Terlebih saat ini di saat tawaran-tawaran menggoda serta menggiurkan untuk memiliki lapangan hidup dengan segala kemudahan dan fasilitas lengkap, gambaran rumah ideal yang tetap digambarkan dalam sebuah iklan. Persoalannya lalu, tentu tidak semua orang-orang mampu memilikinya. Desain wisma sederhana tidak selalu identik dengan graha murah berbiaya rendah secara kualitas seperlunya. Tetapi lebih ke haluan bagaimana menampakkan kesederhanaan pada konstruksi ataupun rancangan arsitektural sebuah rumah.

Rumah sederhana memang mampu jadi identik dengan wisma kecil bersubsidi dari penguasa negara yang; ya, kalau boleh dibilang; masih sering bermasalah, terutama di soal konstruksi. Namun tanpa artikan sebagai sikap tidak menghargai upaya pemerintah untuk memastikan pada setiap warganya mempunyai rumah, atau inisiatif kelompok swasta merancang ruang kehidupan dan hunian idaman berbiaya rendah, akan tetapi faktanya, model rumah bersahaja semacam itu kadang sangat sederhana, oleh karena itu wajar bila kurang peminat.

Kata Albert Einstein, “everything should be made usa simple amerika possible, but not simpler”. Sesuatu tersebut memang kudu dirancang ataupun dibuat sesederhana mungkin, namun bukan berati benar-benar sedang, apalagi kalau mengingat prosesnya. Banyak elemen dan point juga unsur yang mesti benar-benar diperhatikan. Berikut kurang lebih tips merancang rumah idaman; desain graha sederhana, namun penuh arti dan sangat nyaman juga tentunya terjangkau yang dikutip dari think architect.

Ketika kita melihat rumah-rumah dalam sekitar kita, kita tahu satu masalah umum, konstruksi terlihat terlalu besar. Seberapa banyak celah yang benar-benar Anda butuhkan?

Alih-alih mendirikan rumah yang lebih gede, lebih cantik buanglah barang-barang yang sudah tidak terpakai. Untuk apa-apa tetap menyimpan alat-alat yang rusak di ruang kaki gunung tanah, pakaian yang telah usang, dan apakah Kamu benar-benar masih membutuhkannya? Soal ini benar-benar sederhana; mayoritas keluarga tidak memerlukan lebih dari rumah seluas 200 meter petak, kecuali wisma Anda dihuni oleh lebih dari 5 orang. Khilaf satu fitur umum ketika ini adalah kerumitan strip atap. Rancangan fasad yang terlihat amat kompleks & tampak sukar. Apakah graha hanya didesain untuk menunjukan kerumitan semacam itu? cuma agar memperoleh pujian tidak berguna daripada orang unik atau tetangga? Hindari kerepotan dan rancangan-rancangan rumit. Belajarlah mencintai wujud kotak. Tempat adalah hal yang menyimpangkan sederhana serta paling terjangkau untuk dibangun.

Denah lantai yang zigzag dengan banyak sudut pula merupakan sesuatu lain yang harus dihindari. Perhatikan gimana ruang dikelolah dalam 3 dimensi. Apakah ada organisasi struktural yang logis? Secara kata beda, apakah pagar berbaris dalam antara lantai? Dalam banyak gagasan rancangan rumah, lantai tidak memerlukan elemen struktural tambahan untuk ditambahkan untuk menampung seluruhnya, terutama atapnya. Ini ialah salah wahid faktor pemborosan biaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar